BISNIS INTERNASIONAL
Pendapat para sarjana Hubungan Internasional tentang pengertian ilmu
Hubungan Internasional sangat beragam. Pada mulanya, ada diantara mereka yang
berpendapat bahwa ilmu Hubungan Internasional mencakup semua hubungan antar
negara. Misalnya saja seperti yang di utarakan oleh Schwarzenberger yang
menyatakan bahwa ilmu Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi yang
khusus mempelajari masyarakat internasional. Artinya, ilmu Hubungan
Internasional dalam secara umum tidak hanya mencakup unsur-unsur ekonomi,
social, budaya, hankam, dan sebagainya, seperti misalnya, perpindahan penduduk
(imigrisasi dan emigrasi), pariwisata, olimpiade (olah raga), atau pertukaran
budaya (cultural exchange).
Selain pendapat yang cenderung bersifat lebih luas, ada para sarjana
hubungan Internasional yang lebih memperkecil ruang lingkup ilmu hubungan
Internasional yaitu dengan lebih menitik beratkan pada aspek politik dari
hubungan antar negara. Salah satu pemikirnya adalah Hoffman yang menyatakan
bahwa ilmu Hubungan Internasional sebagai subjek akademis terutama
memperhatikan hubungan politik antar negara. Adanya penekanan terhadap kata
terutama dalam arti sempit menunjukan bahwa disamping negara ada juga pelaku
internasional, transnasional,atau supranasional yang lain contohnya seperti PBB
(perserikatan bangsa-bangsa) UE (Uni Eropa), MNC (Multi National Corporation)
dll.
Saat ini, Hubungan Internasional telah menjadi satu disiplin ilmu
pengetahuan yang sedang tumbuh sangat pesat, hal ini tidak lepas dari munculnya
fenomena-fenomena yang saling berkaitan didalam satu isu Globalisasi yang
dirasakan baik sadar ataupun tidak dampaknya sampai kepada unit-unit terkecil
disetiap pelosok dunia (lokal).
Pada hakikatnya ilmu Hubungan Internasional bisa dianalisa dari dua hal,
yaitu sebagai suatu disiplin keilmuan dan fenomena/peristiwa sosial. Hubungan
Internasional yang dipelajari di kelas-kelas merupakan suatu campuran dari
berbagai disiplin ilmu. Sehingga banyak yang mengatakan bahwa ilmu Hubungan
Internasional adalah kajian yang multidisipliner atau interdisipliner, meskipun
ada juga yang berpendapat bahwa HI adalah disiplin ilmu yang tunggal. Berbagai
ilmu yang diramu ke dalam HI antara lain Matematika misalnya statistik
perlombaan senjata, Psikologi misalnya mempelajari peran persepsi dalam pengambilan keputusan
internasional, Ilmu Ekonomi misalnya mempelajari sistem moneter dan perdagangan
internasional, Hukum, Sejarah Kawasan, Politik, Sosiologi misalnya mempelajari
perilaku kelompok antarnegara, Antropologi misalnya mempelajari dan
membandingkan interaksi antarbudaya, dan Ilmu Komunikasi. Hubungan
Internasional sebagai suatu disiplin ilmu meliputi teori-teori, konsep-konsep,
serta metode-metode penelitian. Adapun
subjek inti dari Hubungan Internasional itu sendiri adalah Sejarah
Diplomasi, Politik Internasional, Politik Luar Negeri, Organisasi
Internasional, Hukum Internasional, dan Ekonomi Politik Internasional.
Sedangkan sebagai fenomena sosial, hubungan internasional tidak hanya
dipelajari di dalam kelas, melainkan juga dalam kehidupan nyata.
Fenomena Hubungan Internasional Dalam Kehidupan
Sehari-hari
fenomena Hubungan Internasional belum jelas sehingga pendefinisiannya pun
masih controversial itu menurut Chris Brown,
Hubungan Internasional (HI) merupakan objek yang intangible (tidak
berwujud). Fenomena HI dalam kehidupan (the real world of International
Relations) tidak jelas, bahkan ada yang berpendapat bahwa Hubungan
Internasional tidak memiliki eksistensi esensial dalam dunia nyata yang dapat
mendefinisikan sebuah disiplin akademik (world of knowledge). Permasalahan lain
adalah hubungan internasional sebagai fenomena tidak serta merta merefleksikan
Hubungan Internasional sebagai disiplin akademik. Selain itu, objek
kaji/ontologinya pun sangat kompleks dan tidak ajeg. Oleh karena objek
kajiannya tidak jelas itulah, masih dapat diperdebatkan apakah Hubungan
Internasional dapat dikategorikan sebagai ilmu atau bukan.
Menurut Miriam Budiardjo, ” Manusia adalah makhluk yang kreatif, yang
selalu menemukan akal baru yang belum pernah diramalkan dan malahan tidak dapat
diramalkan.”Menurut para ahli, kriteria ilmu adalah dapat hal yang dapat
dibuktikan dengan keadaan yang sama, dan akan terus berulang, tetapi salah satu
objek studi HI adalah manusia.
Bisnis Internasional memeiliki
resiko yang lebih tinggi daripada bisnis
di dalam negeri .
Karena, ketidakmampuan
negara untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Perubahan kebijakan fiskal atau
moneter asing-investasi atau / dan domestik. Pengaruh nilai tukar dan suku
bunga membuat sulit untuk melakukan bisnis internasional.
Daerah ini
dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang pemerintah fleksibilitas dalam
memungkinkan perusahaan untuk memulangkan keuntungan atau dana luar negeri.
Devaluasi dan inflasi juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
beroperasi pada kapasitas yang efisien dan masih akan stabil. Sebagian besar
negara membuat sulit bagi perusahaan asing untuk memulangkan dana sehingga
memaksa perusahaan-perusahaan untuk menginvestasikan dana tersebut pada tingkat
yang kurang optimal. Kadang-kadang aset perusahaan disita dan yang
berkontribusi terhadap kerugian finansial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar